Suatu hari saya sedang terduduk di kursi belajar, didepan saya sudah ada buku latihan soal-soal fisika untuk menyongsong UN Fisika. Seminggu lagi dan saya masih dalam persiapan yang minim untuk mata pelajaran yang satu ini. Fisika? Ini pelajaran paling angker buat saya.

Tapi mau diapain lagi, walaupun UN tidak menjadi standar kelulusan lagi, tapi tetap meninggalkan resah di hati saya, akhirnya saya bertekad untuk belajar mati-matian di pelajaran fisika ini. Mulai dari soal pertama sampe soal kesepuluh masih lancar-lancar aja, walaupun saya juga kebingungan. Soal kesebelas dan seterusnya? Saya sudah angkat tangan, cuman sedikit yang bisa saya kerjain. Entah ini karena soalnya emang susah atau karena emang sayanya yang gak belajar-belajar.

Akhirnya setelah satu hari saya berkutat di kamar dengan fisika saya memutuskan untuk lanjut besok aja, masih ada 6 hari lagi. Besoknya saya justru terkapar lemah di kasur, bukan karena sakit, tapi emang saya udah pusing dengan fisika, saya sudah bosan dan jenuh rasanya. Pasrah rasanya, dapet berapa aja gakpapa yang penting lulus.

Tapi ada yang mengganjal di hati, saya teringat akan target saya. Saya juga sudah bertekad dari SMP untuk memperbaiki nilai UN yang terjun jurang. Akhirnya saya berusaha menghilangkan rasa jenuh itu, saya ingat kembali tujuan awal saya, bagus atau nggak? Apakah saya memiliki niat terselubung dibalik tujuan itu? Saya bongkar semua niat saya, kalau ada niat jelek yang mengganjal, saya coba hilangkan dan saya tempel dengan yang lebih baik, alhasil saya bisa konsisten dalam belajar.

Titik jenuh memang selalu menghampiri, baik itu dalam pekerjaan atau permainan, titik jenuh akan selalu datang. Dulu saya suka bermain bola sepak tapi lama-lama itu tergantikan semenjak saya menemukan bola basket yang menurut saya lebih oke. Dulu saya suka menggambar, tapi lama-kelamaan saya kehabisan bahan untuk menggambar dan mogok gambar selama beberapa hari.

Titik jenuh akan selalu hadir, bisa kapan saja dan dimana saja, bisa di keadaan genting maupun keadaan santai. Titik jenuh datang bukan berarti tanda bahwa kita harus berganti kegiatan, tidak. Justru, titik jenuh datang itu tanda bahwa kita semakin jago di bidang itu, dan keharusan kita adalah untuk menghilangkannya.


BAGAIMANA CARA MENGATASI TITIK JENUH?

Pertama, ingatlah Allah selalu. Dimanapun dan kapanpun kita wajib mengingat Allah SWT, dialah yang menciptakan kita dan memberi rezeki kepada kita, berdoalah dan bacalah kitab suci, itu akan mengembalikan mood.

Kedua, ingat akan tujuan dan target. Lihat balik target dan tujuan anda, biasanya ini ampuh untuk mengembalikan mood dan semangat. Kalau ada tujuan buruk yang terselubung, segera hilangkan, karena biasanya itulah yang membuat titik jenuh sulit dihilangkan.

Ketiga, bangkitkan semangat dengan hal-hal menyenangkan. Ambilah refreshing, nonton film atau mendengarkan musik bisa mengembalikan semangat anda, cara ini selalu saya coba, dan alhamdulillah hasilnya baik, membuat kejenuhan saya berkurang.

Keempat, buatlah alasan kenapa rasa jenuh harus dihapus. Saya suka membuat alasan-alasan kenapa saya harus menyingkirkan rasa jenuh. Misalnya saya berpikir kalau rasa jenuh tidak dihilangkan maka saya akan tertinggal dari teman, jika rasa jenuh tak dihilangkan maka hidup saya tak akan berkembang alias stagnan atau bahkan merosot kebawah.

Jadi, jika anda masih berkutat dengan rasa jenuh? Silahkan dicoba keempat cara diatas:) Semoga bermanfaat.


*jika bermanfaat mohon di share agar manfaatnya meluas:)
ternyata usaha dan doa itu belum cukup.
                Dahulu ketika saya kecil saya sangat suka ketika mendengar kisah perjuangan Rasulullah SAW. Saat itu saya sayang mengagumi beliau, kadang saya berharap “kenapa saya tak lahir di zaman ketika beliau hidup?”, rasanya saya ingin sekali berjuang bersamanya, melihat keteladanan hidupnya yang mengagumkan.

                Dalam menyebarkan ajarannya, Rasulullah tak mengenal lelah, hinaan dan cacian selalu ia dapat dari kaum kafir, diludahi sampai dilempari batu juga sudah sering dialami oleh Rasulullah, tapi dengan kesabaran dan ketekunannya, akhirnya ia bisa membawa ajarannya menjadi mendunia. Sungguh perjuangan yang luar biasa.

                Kadang saya juga suka mendengar sejarah perjuangan bangsa Indonesia, ketika zaman penjajahan, sudah berkali-kali ditindas dan bahkan ada yang dihukum mati, tapi perjuangan para pejuang bangsa tak pernah redup, justru semakin gigih dan akhirnya bisa mengibarkan bendera merah-putih tanpa rasa takut.

                Begitulah hidup, butuh perjuangan, usaha dan doa adalah perjuangan itu. Tapi apakah cukup dengan usaha dan doa? Saya rasa tidak, dari kisah Rasulullah dan para pejuang bangsa, usaha dan doa hanyalah sebagian dari perjuangan, masih ada sebagian lain yang harus dipenuhi. Apa itu?

                Kesabaran dan Istiqomah. Usaha dan Doa tidak akan berdaya tanpa kesabaran dan Istiqomah (rutin dalam menjalankan sesuatu) dalam diri. Bagaimana kita bisa menjadi seorang ilmuwan jika hanya belajar sekali? Tentu butuh berkali-kali, alias istiqomah dalam belajar. Istiqomah-pun juga diimbangi dengan kesabaran, karena kesabaran menopang diri untuk tetap istiqomah.

                Bagaimana jika Rasulullah saat itu sudah kehabisan kesabaran? Mungkin ajarannya tidak akan mendunia dan menyebar luas. Bagaiamana jika para pejuang bangsa kehilangan kesabaran? Mungkin Indonesia tak pernah ada saat ini, kita masih dibelenggu oleh para penjajah.

                Thomas Alva Edison telah mengalami kegagalan hampir 1000 kali. Bayangkan jika ia tidak sabar dan tidak istiqomah dalam menjalankan percobaannya? Mungkin kita tak akan menikmati lampu sampai hari ini.

                Kolonel Sanders juga hampir mengalami 1000 kali penolakan terhadap resepnya, tapi karena kesabaran dan kegigihannya (istiqomah) maka resepnya berhasil diterima dan berdirilah KFC.

                Bagaimana dengan kita?

        Usaha dan doa itu memang sangat perlu, tapi berusahalah terus, tetaplah istiqomah walaupun hasilnya tak sepadan. Sebab “Sesungguhnya bisa jadi engkau menyukai sesuatu sedangkan itu sangat buruk untuk kamu, bisa jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu sangat baik untuk kamu, sungguh sebenarnya Allah jauh lebih tau dari kamu”

                Percayakan hasilnya pada Allah, dia tau yang terbaik untuk kita. Sebagai manusia kita harus tetap berusaha dan berdoa, silahkan tentukan target, karena itu bagian dari doa dan motivasi. Jika hasil tak sesuai keinginan? Tetaplah berusaha dan jangan lupa sertakan kesabaran.

                Man Shabara Zhafira. Barangsiapa yang bersabar maka ia akan beruntung dan Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Dan tetaplah istiqomah, karena siapapun yang berjalan di jalannya, pasti akan sampai ke tujuannya.


                #LetsMove
    Saya teringat ketika ibu saya sedang memasak di dapur, ketika ibu saya memasak di dapur, satu benda yang membuat saya trauma sekaligus takut adalah PISAU, kalau ibu saya sudah memegang pisau, saya sudah ketakutan kalau berada didekatnya, apalagi kalau tangannya sudah mulai memainkan pisau itu layaknya wayang, apapun bisa dibelah, kentang, tomat, tempe dan pokoknya bahan-bahan makanan lain.

     PISAU juga mengingatkan saya ketika idul adha, pas potong-potong kambing atau sapi, pisau berguna sebagai alat yang ngulitin mereka, motong daging-daging mereka jadi kecil-kecil.

     Lho kok jadi bahas pisau? Eits tunggu dulu, postingan kali ini ada hubungannya dengan pisau, sebab perlu diketahui bahwa diri kita sendiri sebenernya adalah PISAU! PISAU yang siap memotong apa saja.

     Sebab setiap manusia memiliki kelebihan atau kekuatan, dan nantinya kekuatan inilah yang akan mampu memotong segala halangan yang menghalangi langkah kita untuk mencapai impian.

     Atau bisa dibilang bahwa PISAU = KEKUATAN yang kita miliki, semakin tajam pisau anda atau semakin tajam kekuatan anda, maka anda akan semakin kuat untuk melewati tiap halangan yang ada.



> KARATAN, TUMPUL ATAU LANCIP


     Setiap manusia adalah PISAU, yang siap memotong apa saja, hanya saja PISAU itu ada beberapa macem, mulai dari pisau yang tumpul, pisau yang karatan dan pisau yang tumpul, nah kita masuk ke golongan yang mana nih?

     Kalau tadi saya bilang bahwa PISAU adalah KEKUATAN yang kita miliki maka sudahkah KEKUATAN itu kita gunakan dengan baik? Sudahkah kita optimalkan kekuatan itu? Atau jangan-jangan kita belum tau kekuatan kita lagi......waduh, kalau begitu gawat tuh, bisa dijamin hidup bakal galau.

     Maka dari itu perlu diketahui yang namanya kekuatan dalam diri, caranya? Gampang, jangan dibikin ribet, pertama, mintalah kepada Allah petunjuk, kira-kira dimana kelebihan kita, mohonlah dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Kedua, cara untuk mengetahui kelebihan kita adalah pekerjaan apa yang paling anda senangi?, dan anda rela melakukan pekerjaan itu tanpa dibayar, dan anda rela melakukan pekerjaan itu siang dan malam, bahkan anda rela gak makan dan gak tidur demi pekerjaan itu, kira-kira pekerjaan apa? Kalau anda sudah bisa menjawab, maka kemungkinan besar pekerjaan itu adalah kekuatan anda.

     Seperti saya, saya rela gak makan dan gak tidur hanya untuk menulis, saya rela mengeluarkan duit lebih untuk belajar menulis (asal sesuai sama kantong saya hehe), pokoknya dalam hal menulis saya lebih plus plus deh dibanding hal lain, itulah alasan saya selalu menempa kemampuan menulis.

     Sekarang temukan kelebihan anda.

    JIka anda sudah menemukan, maka saatnya anda asah. Sebab pisau alias kelebihan anda masih tumpul, perlu diasah.

     Kenapa musti diasah? Karena pisau yang tumpul belum tentu bisa memotong tempe yang tebel hehe, pisau tumpul belum tentu bisa memotong mentimun, andai kata bisa pasti waktunya lebih lama dibanding memotong dengan pisau yang tajam.

     Sama seperti kekuatan, jika kekuatan anda gak diasah, kekuatan itu gak akan bisa menghasilkan sesuatu yang besar, kekuatan itu akan menciut jika menghadapi tantangan yang besar, kekuatan yang kita miliki tak akan membantu kita untuk melalui suatu rintangan, makanya kekuatan juga perlu diasah.


BAGAIMANA CARA MENGASAH PISAU?

> JANGAN RAGU

     Inilah penyakit pertama menurut saya yang sering dialami manusia, yaitu RAGU.

     kira-kira ini kelebihan gue bukan ya?

     Pertanyaan itu sering muncul di tengah-tengah usaha kita untuk mengasah pisau, alhasil ragu akhirnya gak jalan-jalan, makanya butuh keyakinan, sudahlah jalanin saja. Siapa yang berjalan di jalannya maka akan sampai tujuan, yah paling nyasar-nyasar dikit, tapi tetep sampai tujuan kok hehe.
    

> MUNDUR KARENA HINAAN

     Dalam mengasah pisau selalu aja ada yang menghina, yang mengkritik dengan bahasa kasar dan gak enak, yang gak mendukung, yang meremehkan kita-lah.

     Satu kata : HIRAUKAN. Hiraukan saja orang seperti mereka, kalau kita terpengaruh sama mereka dan akhirnya kita mundur dari mengasah pisau kita, maka kita telah gagal. Tapi jika kita berhasil menghiraukan dan tetap mengasah pisau kita, maka kita punya kesempatan untuk membuktikan kepada mereka bahwa KITA BISA.

     Jangan takut untuk dihina, saya-pun juga pernah dihina karena tulisan saya adalah sampah, tapi saya tak ingin mundur, saya ingin mengasahnya, sebab ini satu-satunya pekerjaan yang saya sudah rela kalau gak tidur, gak makan dan sebagainya. Bela habis impian anda, bela habis kekuatan anda!


> MERASALAH PALING CUPU/LEMAH

     Kebanyakan dari kita males kalau disuruh belajar, kadang kita merasa paling bener, kadang kita merasa paling hebat, padahal nggak, justru bisa jadi kita adalah orang paling cupu di dunia ini.

     Nah sekarang, dalam mengasah pisau anda, anda harus merasa bahwa anda adalah orang terlemah atau orang ter-cupu di dunia ini, karena anda adalah orang terlemah maka anda WAJIB menambah WAWASAN dan PENGETAHUAN anda.

     Dengan kata lain, jadilah orang yang merasa paling lemah, dengan begitu anda akan termotivasi atau terpacu untuk menambah wawasan anda, dengan kata lain, anda akan mampu MENGASAH PISAU anda lebih TAJAM dibanding yang lain.

     Kenapa saya menyarankan seperti itu? Sebab orang yang belajar adalah orang yang merasa ilmunya kurang, sementara orang yang gak belajar adalah orang yang merasa ilmunya sudah banyak. Saran saya, jadilah orang yang paling lemah alias orang yang kurang ilmu.

     Nah itulah tiga tips dari saya, semoga bermanfaat kawan. Oh YA! jangan lupa berdoa juga dalam mengasah pisau, sebab dengan berdoa kepada Allah, semua urusan kita bakal dipermudah. Aamiin.
    

     *Jangan lupa tinggalkan comment yap demi kemajuan blog ini. Syukran :)
            Mungkin sebagian dari kita sudah tak asing lagi mendengar “senjata yang paling tajam adalah lidah” tau apa artinya? Yap, lidah memang senjata yang paling menyakitkan, tanpa lidah lisan kita tak akan terbentuk dengan baik, kata-kata yang keluar dari mulut kita terdengar tak jelas tanpa lidah.

            Tapi dengan peran sang lidah, maka kata-kata itu keluar begitu jelas, diatur sedemikian rupa sehingga menjadi rangkaian kata-kata seperti yang kita inginkan. Kenapa merupakan senjata yang paling tajam? Bayangkan jika lidah digunakan untuk merangkai kata-kata kotor, kata-kata yang menjatuhkan, yang menghina ataupun untuk merangkai sebuah fitnah. Bayangkan efeknya, menakutkan bukan?

            Itulah sebabnya kenapa lidah merupakan yang paling tajam, dia tak melukai secara fisik tapi mampu melukai secara psikis, tak meninggalkan darah tapi meninggalkan hati yang sakit. Maka dari itu perlu dijaga organ yang bernama “lidah” ini.

            Menghina, mengejek, merendahkan, memfitnah bukanlah hal terpuji, justru ini adalah hal yang sangat negatif. Menghina, menggunjing, menggosip adalah ciri seorang pecundang, ini adalah tanda mereka kurang kebahagiaan, hidupnya sia-sia dan hidupnya terombang-ambing, orang-orang seperti ini kehilangan arah dalam hidupnya sehingga mereka ikut-ikutan mencari keburukan orang lain, ikut-ikutan menjatuhkan orang lain.

            Tapi ada juga orang yang memanfaatkan  lidahnya dengan baik, lidahnya bukan untuk merangkai kata-kata yang menjatuhkan, melainkan lidahnya digunakan untuk memberdayakan. Ia merangkai kata-kata hebat yang bikin orang terpuruk menjadi semangat lagi, dia mampu membuat kata-kata yang membuat orang lain kembali termotivasi lagi, orang seperti ini adalah orang yang hidupnya nyaman, bahagia dan tentram serta dia memanfaatkan aset yang sudah diberikan Allah SWT.

            Pertanyaannya adalah, ANDA GUNAKAN LIDAH ANDA UNTUK APA? Merangkai kata-kata yang menjatuhkan? Atau merangkai kata-kata yang memberdayakan?

            Saya harap kita semua tergolong ke orang yang menggunakan lidah kita untuk merangkai kata-kata yang memberdayakan, kenapa? Karena orang seperti ini sangat dicari, mudah ditemani dan menyenangkan. Saya selalu berusaha untuk merangkai kata-kata yang memberdayakan, saya selalu berusaha untuk menahan kata-kata buruk keluar dari mulut saya, berat memang rasanya, tapi saya selalu berusaha.

            Tapi bagaimana jika sampai hari ini kita masih menggunakan lidah kita untuk merangkai kata-kata yang menjatuhkan? Saran saya, segeralah berubah, segera hentikan rangkaian kata-kata yang menjatuhkan, karena itu hanya mendatangkan musuh, membuat hidup tak bahagia dan sejahtera, hidup dengan merangkai kata-kata yang menjatuhkan maka bersiaplah untuk dijatuhkan balik, siap untuk hidup dalam kebimbangan dan kebingungan.

            Jadi, masih mau merangkai kata-kata buruk? Segeralah rangkai kata-kata yang memberdayakan.

            Bagaimana caranya? Pertama minta maaflah kepada Allah SWT karena anda telah menggunakan aset bernama lidah itu untuk hal-hal buruk, mintalah petunjuk kepadanya, mintalah bantuannya.

            Kedua, mulailah dengan niat bahwa mulai hari ini dan seterusnya anda akan merangkai kata-kata yang memberdayakan. Mulailah memberdayakan diri anda, dengan begitu anda bisa memberdayakan orang lain, saling support antara satu sama lain.

            Ketiga, belajarlah dari orang lain. Saya yakin anda punya teman-teman yang kata-katanya mampu memberdayakan, belajarlah dari mereka, mereka pasti mempunyai ilmu tersendiri, anda bisa mempelajari dari mereka, memilahnya dan menentukan cara anda sendiri.


         Selamat mencoba, semoga kita bisa menjadi orang yang selalu merangkai kata untuk memberdayakan:) Aamiin

            Selamat beraktivitas, selamat menikmati hidup, selamat datang di dunia ini, semoga anda selalu ceria dan selalu antusias dalam menghadapi tiap-tiap detik dalam hidup anda. Jangan lupakan senyuman, dan jangan lupakan rasa antusias.

            Kenapa harus antusias dalam menghadapi hidup? Karena rasa antusias yang membuat kita hidup lebih lama, rasa antusias membuat hidup kita bukan sekedar ‘hidup’ melainkan hidup yang lebih colorful.

            Berbicara soal antusias, maka ini ada kaitannya dengan pekerjaan (atau aktivitas). Tentunya tiap orang pasti punya pekerjaan masing-masing, tiap orang punya kesibukannya masing-masing, punya aktivitasnya masing-masing, bener gak? Pasti punya dong, namanya juga manusia, bukan manusia namanya kalau gak punya kegiatan/aktivitas apa-apa.

            Segala aktivitas atau segala pekerjaan yang kita lakukan pasti selalu memiliki ‘output’ atau hasil dari pekerjaan kita. Contoh, jika anda pelajar maka anda akan belajar sebagai kewajibannya, dan suatu hari anda akan menghadapi ulangan, hasil dari belajar anda diukur lewat ulangan yang diadakan oleh si guru, di guru ingin mengetes sampai mana kemampuan anda. Nah! Kalau udah ngelaksanain ulangan maka, akan muncul hasil yang disebut nilai. Apakah nilai yang kita dapat itu remed atau lolos?

            Contoh lagi adalah ketika anda sedang melakukan suatu pekerjaan, misalnya anda sedang menyusun laporan keuangan dalam suatu organisasi, tentu anda harus menyusunnya, daripada anda dimarahin sama atasan? Berarti anda harus menyusunnya, anda akan bekerja keras, dan ketika pekerjaan anda selesai maka hasilnya adalah ‘laporan yang selesai’ dan mungkin anda akan mendapatkan bonus (bisa berupa uang atau gaji, dan bisa berupa kata atau pujian dari atasan)


TARGET > MELAKUKAN PEKERJAAN > HASIL


            Pastinya dalam melakukan pekerjaan anda akan menemui segala rintangan dan halangan, dan pastinya selalu ada kesulitan dalam pekerjaan anda, selalu ada hal yang bikin ‘seret’ kerjaan anda. Entah itu datang darimana pasti ada aja yang bikin ‘seret’ kerjaan anda.

            Tapi buat saya ada 3 hal yang bikin segala pekerjaan itu lebih gampang, 3 hal ini akan membuat pekerjaan kita terasa lebih mudah, terasa lebih bermakna dan berarti, dan membuat hasil dari pekerjaan kita insyaa Allah akan lebih baik. Apa saja 3 hal itu?


1. Memiliki Niat Baik dan Ikhlas

            Kalau ingin melakukan  suatu pekerjaan utamakan suatu pekerjaan yang baik, milikilah niat yang lurus. Jangan karena sekedar ingin meraih ketenaran atau suatu pujian semata, karena output dari itu bisa menimbulkan sifat ‘lupa diri’. Milikilah niat yang baik. Contoh : Apa niat anda belajar? Apakah hanya sebagai kewajiban semata? Atau karena biar anda dipuji oleh orang tua dan guru-guru anda? Atau karena anda ingin membantu teman anda yang kesulitan dalam proses belajarnya? Ada banyak niat yang melandasi alasan ‘kenapa anda belajar?’ dan tentunya ada niat yang jelek dan niat yang baik, bener gak? So, milikilah niat yang baik.

            Dan jangan lupa lakukan pekerjaan anda dengan ikhlas, inilah kenapa saya menyarankan untuk memiliki niat yang baik, kenapa? Karena niat yang baik pasti lebih gampang untuk ikhlasnya. Dan kenapa kita harus kerja ikhlas? Karena kerja ikhlas akan membawa kita ke kehidupan yang lebih mulia dan bahagia.

2. Mulai dengan menyebut nama Allah

            Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, maka awalilah segala sesuatu dengan menyebut nama Tuhan. Untuk yang islam bisa dengan ucapan Basmallah dan untuk yang non-islam bisa dengan kepercayaannya masing-masing. Sebutlah nama Tuhan setiap kali anda ingin memulai aktivitas anda.

            Kenapa? Karena dengan begitu anda akan mendapat tambahan energi dan hasil yang berbeda. Hal ini pernah saya buktikan sendiri, waktu itu saya sedang melaksanakan ulangan akhir semester, seperti biasa setiap UAS tiba saya selalu belajar seadanya, dan ketika hari pertama tiba (bahasa Indonesia) saya tak mengucapkan Bismillah, dan ketika menjawab soalnya, bener-bener susah! Alhasil saya harus remedial waktu itu.

            Kebetulan saya melihat temen saya yang selalu menulis Bismillah di kertas ulangannya dan nilainya sering melewati nilai kkm. Alhasil saya coba saja dan alhamdulillah hasilnya jauh lebih baik, dalam prosesnya jauh lebih mudah.

3. Besyukur atas hasil yang didapat

            Jika sudah berniat baik dan sudah menyebut nama Tuhan sebelum melakukan sesuatu maka langkah kunci lainnya adalah mengucap rasa syukur kita atas hasil yang kita dapat. Mau seburuk apapun hasil yang kita raih dari kerja keras kita, itu patut disyukuri.


            Kenapa harus besyukur? Karena dengan besyukur akan memperluas hati kita, akan menambah energi positif dalam diri dan akan membuat diri kita lebih menghargai diri kita dan juga orang lain, disamping itu besyukur akan membuat kita lebih terpacu lagi.
Milikilah hati seluas samudra
“Jangan marah” begitulah kata Rasulullah SAW kepada seorang pemuda.
Sebuah tausyiah singkat yang begitu menancap di hati dan pikiran ini, ada benarnya juga, buat apa marah? Kalau itu hanya mendatangkan keburukan, buat apa marah?

Marah merupakan suatu sifat yang memang membahayakan, di satu sisi mampu ‘mendidik’ tapi di satu sisi juga ‘membahayakan’. Marah akan mendidik jika kita marah karena Allah, artinya kita marah bukan karena emosi bawaan dari nafsu semata, melainkan marah dengan tujuan baik dan niat baik, bukan cuman mengeluarkan nafsu dan emosi semata.

Marah akan menjadi buruk jika terlalu diluapkan, emosi yang sudah tertimbun kita luapkan dengan begitu leluasa ketika marah sehingga justru akan menyebabkan rasa sakit hati, kenapa? Orang yang marah jelas kata-katanya tak mampu dikontrol, pandangannya juga, gerak-gerik tubuhnya juga.

Salah satu penyebab marah adalah ketidakmampuan kita dalam menahan emosi diri, sering kali kita disindir oleh seseorang dan dengan cepatnya kita langsung naik pitam tanpa menahannya, kita langsung meluapkannya.

Tak jarang ada orang yang menyenggol kita secara tak sengaja dan dengan cepatnya kita langsung tersulut dan menuduh orang itu. Dan masih banyak lagi yang mampu menyebabkan kita marah.

Maka dari itu dibutuhkan HATI YANG LUAS. Hati yang mampu menerima energi-energi negatif, dan mengolahnya menjadi energi positif alias jadikanlah hati anda sebagai tempat peNETRALISIR energi negatif.

Jika ada orang yang menyindir anda ratusan kali maka olahlah energi negatif yang keluar dari sindiran itu menjadi energi positif, caranya? Doakanlah dia agar dia mampu menjaga kata-katanya, disamping itu intropeksi diri juga penting, siapa tau ada benarnya juga bukan kata-katanya, walaupun disampaikan dalam bahasa yang tak kita sukai mungkin hehe.

Olahlah apa yang negatif menjadi suatu yang positif, balaslah energi negatif dengan energi positif, jadikanlah diri anda sebagai PABRIK dari energi positif. Dengan begitu anda akan meraih kehidupan yang jauh lebih tenang dan lebih nyaman.


#Letsmove
PRODUK

Bangun di pagi hari, entah darimana datangnya tiba-tiba anda langsung dalam keadaan senang, entah itu karena mengingat mimpi anda atau karena hari itu anda memiliki jadwal kencan dengan wanita idaman anda (mungkin saja).

Tapi bagaimana jika kebalikannya? Bangun pagi tiba-tiba anda sudah diterpa perasaan sedih, entah itu datang karena anda mengingat masalah kemarin atau anda ingat bahwa hari ini akan ada kejadian buruk yang akan anda jalani, sesuatu yang tak menyenangkan dan tak anda sukai tapi harus dijalani.

Dan begitulah kehidupan ini, variasi hidup sebutannya. Kita hidup dalam ‘kesenangan’ dan ‘kesedihan’ yang kita ciptakan sendiri. Kebahagiaan kita ciptakan lewat pikiran, dan kesedihan kita ciptakan lewat ‘pikiran’ juga, 2 hal itu adalah hasil dari produksi ‘PIKIRAN’ kita sendiri.

Otak kita mengolah semua data-data yang ada dipikiran kita, peristiwa, pengalaman, kejadian dan sebagainya, lalu menerjemahkannya menjadi suatu ‘perasaan’. Sebuah pengalaman menyenangkan akan diterjemahkan menjadi suatu hal yang menyenangkan pula.

Seperti contohnya : Anda baru saja mendaki sebuah gunung, berat awalnya, tapi sebuah kerjasama tim yang baik membuat anda dan tim pendaki mampu mencapi puncak gunung itu dan mengibarkan bendera komunitas pendaki tempat anda berada. Anda akan mengingat itu sebagai suatu pengalaman yang berkesan, anda bisa bayangkan betapa senangnya diri anda ketika mampu menggapai sebuah puncak gunung yang berada beribu-ribu meter dari permukaan bumi.

Dan begitulah kerjanya, otak anda mengolah kegiatan ‘pendakian’ itu sebagai sesuatu yang menyenangkan, olahan itu menghasilkan ‘output’ kegembiraan untuk diri anda. Anda merasa senang dan otomatis anda menjalani hari anda dengan semangat.

Tapi bagaimana jika kemarin anda baru saja dimarahi oleh atasan anda karena anda melakukan sebuah kesalahan dalam pengetikan surat rekomendasi yang disuruh oleh atasan anda, tiba-tiba anda dimarahi abis-abisan sampai anda tak mampu membantah atasan anda.

Apa yang anda rasakan? Sebagian besar jelas mengalami sakit hati, dan disini otak kita menerjemahkan kejadian itu menjadi suatu ‘pil pahit’ sehingga hasil terjemahan itu menghasilkan ‘output’ kesedihan. Dan otomatis akan membuat hari-hari anda terasa beban.

KITA ADALAH PABRIK

Kita adalah sebuah perusahaan, kita adalah sebuah pabrik. Pabrik yang menghasilkan kebahagiaan dan kesedihan untuk diri kita sendiri. Di awal sudah saya katakan bahwa kedua hal tersebut adalah hasil dari ‘PIKIRAN’.

Jadi, mau bahagia atau sedih, itu semua tergantung bagaimana anda ‘merespon’ sebuah kejadian, bagaimana anda mengolah sebuah kejadian dan menjadikan output dari proses itu adalah kebahagiaan.

Sederhana bukan? Jika anda ingin hidup bahagia, maka proseslah suatu kejadian itu menjadi sesuatu yang positif, sedangkan jika anda ingin hidup dalam kesedihan, maka proseslah suatu kejadian menjadi sesuatu yang negatif.

Tapi saya yakin 100% anda ingin hidup bahagia, bukankah begitu? Jadi pasanglah mindset BAHAGIA dalam diri anda, caranya? Dengan terus berpikir positif, kenapa? Karena berpikir positif akan membuat ‘proses’ otak kita akan menerjemahkan suatu kejadian menjadi sesuatu yang membahagiakan dan beharga, segala sesuatu yang beharga akan menyenangkan tentunya, karena itu adalah nikmat.

Jadi jangan salahkan orang lain jika anda hidup dalam kesedihan, sebab itu adalah salah anda, yang sudah memproses suatu ‘kejadian’ menjadi suatu output kesedihan.

Jika anda ingin bahagia, maka pasanglah mindset bahagia, anda memiliki kriteria kebahagiaan tentunya, buatlah ‘pikiran bahagia’, proseslah suatu kejadian yang anda alami menjadi suatu kejadian yang bermakna ‘positif’, teruslah berpikir positif dan ambil pelajaran dari kejadian yang anda alami, karena dengan begitu otak anda akan ‘memproses’ kejadian itu dan menghasilkan ‘output’ kebahagiaan.


#LETSMOVE

About me

Diberdayakan oleh Blogger.

Flickr Images