Titik Jenuh

/
0 Comments

 
Suatu hari saya sedang terduduk di kursi belajar, didepan saya sudah ada buku latihan soal-soal fisika untuk menyongsong UN Fisika. Seminggu lagi dan saya masih dalam persiapan yang minim untuk mata pelajaran yang satu ini. Fisika? Ini pelajaran paling angker buat saya.

Tapi mau diapain lagi, walaupun UN tidak menjadi standar kelulusan lagi, tapi tetap meninggalkan resah di hati saya, akhirnya saya bertekad untuk belajar mati-matian di pelajaran fisika ini. Mulai dari soal pertama sampe soal kesepuluh masih lancar-lancar aja, walaupun saya juga kebingungan. Soal kesebelas dan seterusnya? Saya sudah angkat tangan, cuman sedikit yang bisa saya kerjain. Entah ini karena soalnya emang susah atau karena emang sayanya yang gak belajar-belajar.

Akhirnya setelah satu hari saya berkutat di kamar dengan fisika saya memutuskan untuk lanjut besok aja, masih ada 6 hari lagi. Besoknya saya justru terkapar lemah di kasur, bukan karena sakit, tapi emang saya udah pusing dengan fisika, saya sudah bosan dan jenuh rasanya. Pasrah rasanya, dapet berapa aja gakpapa yang penting lulus.

Tapi ada yang mengganjal di hati, saya teringat akan target saya. Saya juga sudah bertekad dari SMP untuk memperbaiki nilai UN yang terjun jurang. Akhirnya saya berusaha menghilangkan rasa jenuh itu, saya ingat kembali tujuan awal saya, bagus atau nggak? Apakah saya memiliki niat terselubung dibalik tujuan itu? Saya bongkar semua niat saya, kalau ada niat jelek yang mengganjal, saya coba hilangkan dan saya tempel dengan yang lebih baik, alhasil saya bisa konsisten dalam belajar.

Titik jenuh memang selalu menghampiri, baik itu dalam pekerjaan atau permainan, titik jenuh akan selalu datang. Dulu saya suka bermain bola sepak tapi lama-lama itu tergantikan semenjak saya menemukan bola basket yang menurut saya lebih oke. Dulu saya suka menggambar, tapi lama-kelamaan saya kehabisan bahan untuk menggambar dan mogok gambar selama beberapa hari.

Titik jenuh akan selalu hadir, bisa kapan saja dan dimana saja, bisa di keadaan genting maupun keadaan santai. Titik jenuh datang bukan berarti tanda bahwa kita harus berganti kegiatan, tidak. Justru, titik jenuh datang itu tanda bahwa kita semakin jago di bidang itu, dan keharusan kita adalah untuk menghilangkannya.


BAGAIMANA CARA MENGATASI TITIK JENUH?

Pertama, ingatlah Allah selalu. Dimanapun dan kapanpun kita wajib mengingat Allah SWT, dialah yang menciptakan kita dan memberi rezeki kepada kita, berdoalah dan bacalah kitab suci, itu akan mengembalikan mood.

Kedua, ingat akan tujuan dan target. Lihat balik target dan tujuan anda, biasanya ini ampuh untuk mengembalikan mood dan semangat. Kalau ada tujuan buruk yang terselubung, segera hilangkan, karena biasanya itulah yang membuat titik jenuh sulit dihilangkan.

Ketiga, bangkitkan semangat dengan hal-hal menyenangkan. Ambilah refreshing, nonton film atau mendengarkan musik bisa mengembalikan semangat anda, cara ini selalu saya coba, dan alhamdulillah hasilnya baik, membuat kejenuhan saya berkurang.

Keempat, buatlah alasan kenapa rasa jenuh harus dihapus. Saya suka membuat alasan-alasan kenapa saya harus menyingkirkan rasa jenuh. Misalnya saya berpikir kalau rasa jenuh tidak dihilangkan maka saya akan tertinggal dari teman, jika rasa jenuh tak dihilangkan maka hidup saya tak akan berkembang alias stagnan atau bahkan merosot kebawah.

Jadi, jika anda masih berkutat dengan rasa jenuh? Silahkan dicoba keempat cara diatas:) Semoga bermanfaat.


*jika bermanfaat mohon di share agar manfaatnya meluas:)


You may also like

Tidak ada komentar:

About me

Diberdayakan oleh Blogger.

Flickr Images