KAYA? HARTA? HATI?

/
0 Comments
Betapa bahagianya ketika seseorang memiliki harta
Betapa bahagianya ketika harta mereka mampu membeli kemewahan
Betapa bahagianya ketika kemewahan menghiasi hidup mereka
Aku selalu berharap agar aku menjadi seperti mereka
Hidup dalam kolam yang luas serta penuh uang
Rasanya aku sangat ingin menjadi seperti itu
        Sayang.............
        Keinginanku berubah seketika
        Ketika aku melihat harta mereka tak melahirkan senyuman
        Ketika aku lihat hanya retakan dalam kehidupan mereka
        Ketika aku melihat berbagai rangkaian cerita mereka....
        Aku merasa tak ingin......


          Alangkah irinya diri kita ketika kita melihat seseorang yang memiliki hartanya berlimpah, pengen ini itu langsung terpenuhi, ga usah repot sama urusan yang namanya “makanan” atau “kebutuhan pokok”.
          Pengen kesana kemari tinggal keluarin dompet terus dengan mudahnya mereka langsung memberika beberapa lembar uang supaya mereka bisa berekreasi kesanan kemari.
          Pengen makan di restoran dengan pelayanan super pun juga mudah, tinggal keluarin dompet, terus tinggal pesen dan langsung bayar dengan mudah tanpa mikir mahalnya.
          Rasanya pengen banget jadi yang seperti itu, kebutuhan gampang terpenuhi, Sadakah jalan mulu, amal tiap hari jalan mulu, berapapun jadi, bantu orang yang kesulitan jadi dan ditambah dipandang sebagai orang yang hebat.
          Tapi dibalik harta kekayaan yang melimpah ruah ternyata banyak yang terlalu terpaku pada harta kekayaan sehingga kurang kasih sayang.
          Bisa jadi kasih sayang ke Suami/istri kurang atau kasih sayang ke anak-anaknya juga kurang sehingga tak terlihat bintik kekerabatan di antara mereka. Punya Teknologi yang canggih-canggih sehingga sibuk sama urusan masing-masing.
          Sehingga hal ini membuat kerukunan di keluarga berkurang walaupun ada yang terlihat mampu mengaturnya:)
          Tapi kali ini saya tak ingin membahas yang itu, saya ingin membahas tentang “Ingin rasanya menjadi orang kaya”, sebelum masuk pembahasan, saya ingin tau apa arti dari kaya itu?
          Banyak harta? punya banyak uang? rumah mewah? mobil banyak? istri banyak? atau apa? Akhirnya saya menemukan jawabannya yakni dalam sebuah Hadist Riwayat Muslim yang berbunyi “orang kaya bukanlah orang yang kaya akan hartanya tapi kaya akan hatinya”
          Apa yang dimaksud kaya akan hatinya? Jika saya tangkap orang yang kaya akan hatinya adalah orang yang rendah hati, mau berbagi tanpa memandang pangkat atau jabatan dan dermawan bukan karena ingin dipuji.
          Ya, tapi dipikiran saya, saya ingin menjadi orang yang kaya akan harta, kenapa? Senang sekali rasanya bisa bersadakah tanpa henti dan ber sadakah tanpa memikirkan harta kita, toh sedakah 100.000 masih sisa banyak.
          Tapi sayang saya bukan orang yang kaya, tak punya banyak uang, tapi hanya merengek minta uang kepada orang tua saya.
          Lalu bagaimana kelanjutannya jika itu cuman sekedar mimpi ingin jadi kaya? Akhirnya saya menemukan caranya, caranya mudah saya hanya beralih dari kaya harta menjadi kaya akan hati.
          Bagaimana caranya? Mudah, tidaklah sulit untuk melakukan transformasi dari kaya harta menjadi kaya akan hati. Setiap hari saya belajar menabung, menyisihkan uang jajan saya minimal 1000/hari, saya sisipkan 1000 untuk sadakah dan 1000 untuk ditabung dan sisanya untuk jajan.
          Perlahan saya tingkatkan menjadi 2000/hari dan Alhamdulillah saya masih bisa mempertahankannya sampai sekarang, walaupun terkadang saya iri dengan teman saya yang mampu beramal 5000/hari.
          Tapi saya pernah dinasihati kalau alangkah baiknya 500 tapi dengan niat ikhlas bukan karena sadakah ingin dipuji atau mendapat pangkat “dermawan”.
          Setiap harinya saya selalu bermimpi untuk menjadi orang yang kaya, saya punya cita-cita untuk mendirikan sebuah yayasan. Pernah saya mendapat saran bahwa jika ingin cepet kaya mending jadi Pengusaha.
          Yah, saya rasa sudah cukup saya jadi pengusaha kecil, saya tak ingin menjadi pengusaha, teringat di otak saya bahwa saya pernah bergelut di bidang jualan dan saya pernah di kejar oleh (maaf) bencong/banci dijalan sehingga saya trauma. Memang sepertinya tak terlalu berhubungan dengan pengusaha tapi dilihat dari situ saya tak ingin menjadi pengusaha.
          Akhirnya saya berpikir bahwa alangkah baiknya saya ingin menjadi seorang ilmuwan, otak saya memang tak pintar-pintar amat sih, tapi In Shaa Allah jika ada kemauan dan usaha pasti bisa.
          Walaupun banyak yang bilang bahwa sia-sia jika menjadi ilmuwan karena gajinya ga seberapa. Yasudahlah, toh saya gak mau mengincar gaji tinggi yang terpenting saya menikmatinya.
          Lalu saya kembali berpikir bagaimana caranya menjadi seorang yang kaya? Lalu saya pernah mendapat masukan bahwa orang kaya itu karena mereka sabar dalam berusaha, usahakan yang pertama adalah sabar.
          Jangan mau cepet kaya jadinya pake cara ga bener kayak korupsi atau mencuri atau mengemis dan hanya meminta-minta, jangan sampai seperti itu karena itu adalah cara yang tak dihalalkan:)
          Lakukan step by step, lakukan secara perlahan dan sabar, jangan lupakan sadakah dan ber amal serta tambahan Shalat Sunnah seperti Shalat Dhuha:)
          Seperti yang saya katakan, Kaya itu bukan dipandang dari banyak sedikitnya harta tapi dipandang dari hati kita.
          Harta belum tentu bisa membeli kebahagiaan:) Kebahagiaan berasal dari keikhlasan dan kesabaran dalam menghadapi ujian dari Allah SWT serta selalu besyukur akan nikmat yang Allah berikan.
          Di suku pedalaman banyak anak yang masih bisa tertawa lebar tanpa teknologi canggih yang mahal, mereka hanya berbekal permainan sederhana yang mengandalkan fisik saja.
          Silahkan anda menjadi orang yang kaya akan harta, tapi jadilah orang yang kaya akan harta karena anda ingin bersadakah dan saling berbagi bukan karena anda ingin dipandang:)

          Sekian dari saya, semoga berguna, Wassalamu’alaykum wr.wb


You may also like

Tidak ada komentar:

About me

Diberdayakan oleh Blogger.

Flickr Images